Kompleks adalah dibentuk melalui reaksi ion logam,
sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral yang larut namun sedikit
terdisosiasi. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pembentukan
senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks. Salah satu zat
pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garam dinatrium etiln diamina tetra asetat (dinatrium EDTA).
EDTA merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA
sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion
logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan
multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul. Suatu
EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion
logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang
agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna
kompleks logam, yang menghasilkan produk baru seperti CuHY-.
Faktor-faktor yang
membuat EDTA sebagai titrimetri:
1. selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam
2. kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi
berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali)
3. dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam
4. telah dikembangkan indikatornya secara khusus
5. mudah diperoleh bahan baku primernya
6. dapat digunakan
baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi
EDTA akan membentuk kompleks yang stabil dengan semua logam kecuali logam
alkali seperti natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperti kalsium dan
magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah,
karena titrasi logam-logam ini dengan EDTA dilakukan pada larutan buffer ammonia
pH 10. Persamaan reaksi umum pada titrasi kompleksometri adalah:
Mn+ + Na2EDTA
(MEDTA)n-4 + 2H+
[1]
Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan zat warna. Indikator zat
warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi
dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah logam kecil. [1]
Indikator yang dapat
digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain:
1. Mureksida
garam monium dari asam purpurat dan anionnya mempunyai struktur (1),
marupakan indikator ion logam pertama yang digunakan dalam titrasi EDTA,
berwarna ungu kemerahan pH 9 sampai pH 11 dan biru di atas pH 11.
2. Biru Tua Solokrom
atau Kalkon
Nama lain hitam eriokrom RC mempunyai 2 atom hidrogen fenolat yang dapat
terionisasi secara bertahap dengna pK masing-masing 7,4 dan 13,5, pada titrasi
kalsium secara kompleksometri dengna adanya magnesium ini harus dilakukan pada
pH kira-kira 12,3.Perubahan warnanya dari merah jambu menjadi biru murni.
3. Kalmagit
Indikator ini mempunyai perubahan warna ayng sama seperti hitam solokrom,
tetapi warnanya agak lebih jelas dan tajam. Larutan indikator ini stabil hampir
tanpa batas waktu.
4. Kalsikrom
Mempunyai struktur lingkaran dan sangat selektif untuk kalsium. Zat ini
sebenarnya tidak begitu sesuai sebagai indikator EDTA. [3]
5. Hitam Solokrom
(Hitam Eriokrom T)
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH
8 -10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH
5 senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati,
demikian juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada
pH 10.
6. Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam
suasana alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu
digunakan pada titrasi dalam suasana asam.
Berikut adalah kurva
titrasi kompleksometri
Macam-macam titrasi
komplesometri
A. Titrasi langsung
Merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan ion
yang akan ditetapkan ditambah dengan buffer, misalnya buffer pH 10 lalu
ditambah indicator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dangan larutan baku
dinatrium edetat. Untuk mecegah pengendapan logam hidroksida atau garam basa
dengan buffer, dilakukan dengan penambahan pembentuka kopleks pembantu misalnya
tartrat, sitrat, atau trietanol amin.
B. Titrasi kembali
Cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidrokasida pada pH
yang dikehendaki untuk titrasi, untuk senyaw yang tidak larut misalnya: sulfat,
kalsium oksalat, untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan
ion logam yang membentuk kompleks lebih stabildengan natrium edeta daripada
dengan indicator. Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan larutan baku
dinatrium edetat berlebihan kemudian larutan ditambah buffer pada pH yang
diinginkan, dan kelebihan dinatrium edetat dititrasi kembali dengan larutan
baku ion logam. Titik akhir ditunjukkan dengan pertolongan indikator logam.
C. Titrasi subtitusi
Cara ini dilakukan bila ion logam tersebut memberikan itik akhir yang
jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga
ion logam tersebut membentuk komples dengna dinatrium edetat lebih stabil
daripada logam lain seperti magnesium dan kalsium. Kalsium, timbal dan raksa
dapat ditetapkan dengan cara ini dengan indikator hitam eriokrom dengan hasil
yang memuaskan.
D. Titrasi tidak
langsung
Cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menetukan kadar ion-ion
seperti anion yang tidak bereaksi dengna pengkelat. Sebagi contoh barbiturate
tidat bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapt diendapkan
dengan ion merkuri dalam keadaan bas sebagai ion kompleks. Setelah pengendapan
dengan kelebihan Hg(II), kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan
dilarutkan kembali dalam larutan baku EDTA berlebihan.
E. Titrasi alkalimetri
Pada titrasi ini, proton dari dinatrium edetat, Na2H2Y
dibebaskan oleh logam berat dan dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai
dengan persamaan reaksi berikut:
Mn+ + H2Y2- (MY)+n-4 + 2H- [1]
Logam larutan yang
ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam suasana netral
terhadap indikator yang digunakan. Penetapan titik akhir menggunakan indikator
asam-basa atau secara potensiometri.
Titrasi kompleksometri
digunakan untuk menentukan kandungan garam-garam logam seperti:
- bismut subkarbonat
- bismut subnitrat
- kalsium karbonat
- kalsium klorida
- kalsium glukonat
- kalsium hidrogen fosfat
- kalsium hidroksida
- larutan topikal kalsium pantotenat
- kalsium sulfat
- magnesium karbonat
- magnesium stearat
- magnesium sulfat
- mangan sulfat
- zink sulfat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar